
Warung Primadona milik Suwandi yang terletak di Dkh Kuyang, Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran tersebut, setiap harinya menyajikan rica – rica dan sate keong emas. Harganya cukup terjangkau yakni Rp 7.000,- per porsi untuk rica-rica keong dan sate keong Rp 1.000,- per tusuk. Tak heran dagangan Suwandi yang selalu membuat 2 kilogram keong selalu ludes terjual dalam hitungan jam, yakni hanya sampai pukul 10.00 WIB.
“Masakan dengan bahan keong sawah banyak yang takut mencoba karena empedunya bisa membuat pusing. Namun saya mempunyai tehnik tersendiri dalam mengolah bahan makan tersebut, sehingga racun di keong hilang serta tidak berbau amis dan berlendir,” ungkap Suwandi saat ditemui di warungnya.
Suwandi menuturkan, rahasianya memasak keong terletak pada cara memasak yang menggunakan 3 tahap. Pertama, keong dibersihkan dan direbus agar keong mati dan mudah dilepaskan dari rumahnya, setelah itu empedu yang keras seperti batu didalam perut keong keluarkan. “Jangan sampai lupa mengeluarkannya karena empedu itulah racunnya,” ujar Suwandi.
Kedua, Keong dipotong-potong lalu kembali direbus dengan air yang baru, bersama daun pandan, daun salam dan daun jeruk untuk menghilangkan lendir dan amis. Ketiga, setelah bumbu ditumis daging keong dimasukan. Rica-rica keong emas siap disantap. Sementara untuk membuat Sate Keong Emas hanya ditambah tahap ditusuk lidi lalu dicampur kecap dan merica. Kedua masakan ini akan lebih nikmat ditemani teh rosela hangat. Tujuannya untuk menetralisir apabila ada yang alergi dengan zat yang terkandung didalam keong.
Pelanggan warung Primadonna bukan hanya warga Masaran tapi juga pejabat di lingkungan Sragen. Salah satu pelanggan tetapnya adalah Manajer Desa Wisata Batik Kliwonan, Joni Adi Aryawan. Ia mengungkapkan minimal seminggu sekali mampir makan di warung ini. “Makan sate dan rica-rica keong mas di warung ini saya belum pernah sekalipun keracunan, sate keong selain kenyal dan lezat juga diyakini bisa meningkatkan vitalitas,” kata Joni.(Wid – Humas) .